Thursday, November 11, 2010

Perjalanan

Lagi-lagi, agak sulit untuk mencari padanan kata dalam bahasa Inggris yang sesuai maknanya dengan perjalanan. Trip, travel? Mungkin journey lebih sesuai, tetapi.. saya putuskan untuk menuangkannya dalam bahasa Indonesia.

Saya adalah tipe orang yang menikmati perjalanan. Untuk saya, tidak ada perjalanan yang terlalu lama, atau terlalu sebentar. Penikmat sejati, itulah saya.

Saya menikmati saat-saat menumpang kendaraan umum, berpapasan dengan ratusan orang di jalanan, mendengarkan alunan musik dari para pengamen jalanan di bus kota, melihat kelap-kelip lampu kendaraan dari atas jembatan penyeberangan, duduk di barisan paling belakang di sebuah metro mini... Memandang ke jendela, melewati ratusan rumah, gedung, dan ribuan orang lainnya dengan keunikannya masing-masing.. sambil sesekali tertidur pulas di tengah kemacetan..

Ketika mengendarai mobil... mendengarkan alunan musik dari radio, tape atau mp3 player... memperhatikan kemewahan lalu lintas Jakarta, menekan tuts handphone sambil ber chatting ria untuk menghindari kantuk... atau ketika menumpang kendaraan seseorang... enjoying each other's company..

Begitu pula ketika mendaki gunung... saya bukan summiter - istilah yang ditujukan pada para pengejar puncak - bukan pula pencari pemandangan. Saya menikmati perjalanannya... apa pun itu. Walaupun tidak dapat menuntaskan sebuah perjalanan dengan bertandang ke puncaknya, tidak ada waktu yang terbuang percuma. Untuk saya... It doesn't matter what lies ahead. What more important is.. How do we get there.

Wednesday, November 3, 2010

Sempurna

Coretan kali ini memang harus menggunakan Bahasa Indonesia. Entah kenapa, "sempurna" terdengar lebih 'dalam' dan lebih bermakna dibandingkan perfect, ideal, bahkan wonderful sekalipun.

Apakah keindahan itu sempurna?

Entahlah, saya tidak melihatnya seperti itu. Dari sudut mata yang sederhana ini, semua orang terlihat sempurna. Mulanya saya pikir, kesempurnaan itu "tercipta" mungkin karena saya sedang jatuh cinta. Yah... katanya sih cinta itu buta... ketika sudah putus cinta, barulah kita akan menyadari semua kekurangan seseorang yang sebelumnya kita kagumi. Tapi ternyata, pandangan saya tentang kesempurnaan tetap tidak berubah... Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, mereka adalah sosok yang sempurna, tetap sempurna, baik sebelum, saat, ataupun setelah saya jatuh cinta.

Sempurna dengan segala kekurangannya... ataukah kekurangan itu yang justru menjadikan seseorang sempurna? Lalu... apakah tidak ada manusia yang sempurna ataukah semua manusia itu memang sempurna?

Entahlah, tapi... "di mataku kau begitu indah..." (Andra & the Backbone)